Evaluasi proses Raw Mill dalam industri semen bertujuan untuk memastikan efisiensi operasional, kualitas produk, dan konsumsi energi yang optimal. Berikut adalah aspek-aspek utama yang perlu dinilai:
1. Kinerja Operasional Raw Mill
– Feed Material:
– Ukuran partikel umpan (feed size) harus sesuai spesifikasi (biasanya ≤25 mm).
– Distribusi ukuran material harus konsisten untuk menghindari beban berlebih.
– Kehalusan Produk (Fineness):
– Residu di atas saringan 90 μm atau 212 μm harus memenuhi target (misal: ≤15% pada 90 μm).
– Kapasitas Produksi:
– Bandingkan kapasitas aktual dengan desain untuk mengidentifikasi bottleneck.
– Stabilitas Proses:
– Fluktuasi tekanan, suhu, dan aliran material dapat memengaruhi efisiensi.
2. Konsumsi Energi
– Specific Power Consumption (kWh/ton):
– Raw mill vertikal biasanya mengonsumsi 6–9 kWh/ton, sedangkan ball mill bisa mencapai 10–20 kWh/ton.
– Faktor Pengaruh:
– Kelembaban material umpan (target: ≤5% untuk efisiensi optimal).
– Efisiensi separator dan grinding media (untuk ball mill/tube mill).
3. Kualitas Produk
– Homogenitas Campuran:
– Analisis kimia (LSF, SM, AM) harus stabil untuk memastikan kualitas raw meal.
– Kadar Moisture:
– Jika terlalu tinggi (>1%), dapat memengaruhi proses pembakaran di kiln.
4. Pemeliharaan & Keandalan
– Wear & Tear:
– Cek kondisi grinding rollers/balls, liners, dan separator.
– *Downtime*:
– Evaluasi penyebab seringnya breakdown (misal: keausan mekanis atau masalah elektrik).
5. Parameter Proses Kritis
| Parameter | Target Optimal |
|———————|————————————|
| Suhu Keluar Mill | <90°C (untuk mencegah dehidrasi gypsum) |
| Tekanan Differensial | Stabil sesuai desain mill





Leave a Reply